Pada 27 Juni 1950, dua hari setelah invasi terhadap Korut
dan tiga bulan sebelum intervensi Cina untuk Perang Korea, Presiden Truman
mengirimkan Armada 7 AS ke Selat Taiwan, untuk melindungi Republik Nasionalis
Cina dari ancaman Republik Rakyat China (RRC). Tanggal 4 Agustus 1950, Mao
Zedong melapor kepada Politbiro bahwa ia akan melakukan intervensi bila Tentara
Relawan Rakyat (PVA) sudah siap untuk dimobilisasi. Pada 20 Agustus 1950,
Perdana Menteri Zhou Enlai menginformasikan Perserikatan Bangsa-Bangsa bahwa
"Korea adalah tetangga Cina... Rakyat Cina harus terlibat mencari solusi
untuk masalah Korea "-dengan demikian, melalui diplomat dari negara
netral, Cina memperingatkan AS, bahwa dalam menjaga keamanan nasional Cina,
mereka akan melakukan intervensi terhadap Komando PBB di Korea.[8] Presiden
Truman menafsirkan pesan ini sebagai "sebuah usaha untuk pemerasan terhadap
PBB", dan mengabaikannya. Politbiro mengizinkan intervensi Cina di Korea
pada tanggal 2 Oktober 1950-sehari setelah tentara Republik Korea menyeberangi
perbatasan 38-paralel. Kemudian, Cina mengklaim bahwa pesawat-pesawat pembom AS
telah melanggar wilayah udara nasional RRC dalam perjalanannya menuju Korea
Utara-sebelum Cina melakukan invervensi di Korea Utara.
Senjata AS:Tentara Amerika Serikat mengawaki sebuah 105 mm
howitzer, Uirson, Korea, Agustus 1950.
Operasi sapu-bersih: Marinir pertama Divisi Infantri menahan
tentara PVA di front tengah, Hoengsong, Korea, 2 Maret 1951.
Pada bulan September, di Moskow, Perdana Menteri RRC Zhou
Enlai menambahkan tekanan diplomatik dan personal dalam telegram Mao kepada
Stalin, meminta bantuan militer dan material. Stalin menundanya; Mao
dijadwalkan kembali meluncurkan "Perang Melawan Bala Bantuan Amerika dan
Korea" dari 13 ke 19 Oktober 1950. Uni Soviet hanya mau memberikan bantuan
serangan udara di bagian Utara Sungai Yalu. Namun Mao menganggap bantuan itu
tidak berguna karena pertempuran lebih banyak terjadi di sisi Selatan sungai
tersebut.[45] Soviet juga membatasi bantuannya dan hanya mau mengirimkan
material berupa truk, senjata mesin, granat, dan sejenisnya.[46]
Pada 8 Oktober 1950, sehari setelah tentara AS menyebrang ke
wilayah Korea Utara, Mao Zedong memerintahkan Tentara Pembebasan Rakyat
Frontier Barat Laut direorganisasi ke dalam People's Volunteer Army (PVA),[47]
yang sedang bertempur dalam "Perang Melawan Amerika dan Membantu
Korea." Mao menjelaskan kepada Stalin: "Bila kita membiarkan Amerika
Serikat menduduki seluruh Korea, kekuatan revolusioner Korea akan mendapatkan
kekalahan telak, penjajah Amerika akan merajalela dan memberikan efek negatif
terhadap seluruh Timur Jauh."
Pengintaian udara AS mengalami kesulitan menemukan unit PVA
di siang hari karena disiplin yang mereka miliki.[8] PVA bergerak dari
"malam-ke-malam" (19.00-03.00) dan membuat kamuflase agar tak
terlihat dari udara pada jam 05.30. Di siang hari, mereka mengirim tim untuk
mencari lokasi istirahat dan mendirikan bivak. Bila pesawat melintas, mereka
diharuskan untuk diam tak bergerak hingga pesawat tersebut menghilang. Perwira
PVA diperbolehkan menembak pasukannya yang dianggap dapat mengancam keamanan
pasukan.[14] Disiplin yang keras seperti itu membuat tiga divisi pasukan
berjalan sejauh 286 mil (460 km) dari An-tung, Manchuria, ke medan pertempuran
dalam 19 hari; divisi lain yang melewati daerah pegunungan berliku mampu
berjalan rata 18 mil (29 km) setiap harinya selama 18 hari.
Pada 10 Oktober 1950, Batalion Tank ke-89 digabungkan dengan
Divisi Kavaleri Pertama, menambah jumlah kendaraan baja yang tersedia untuk
menyerang ke Utara. Pada 15 Oktober, setelah menghadapi perlawanan Korut, Resimen
Kavaleri ke-7 dan Charilie Company, Batalion Tank ke-70 berhasil menguasai kota
Namchonjam. Pada 17 Oktober, mereka menyerang lewat arah kanan, menjauhi jalan
utama, untuk menguasai Hwangju. Dua hari kemudian, Divisi Pertama Kavaleri
menguasai Pyongyang, ibu kota Korea Utara, sehingga pada 19 Oktober 1950
tentara AS sepenuhnya menguasai Korea Utara.
Di tempat lain, 15 Oktober 1950, Presiden Truman dan Jen.
MacArthur bertemu di Wake Island di tengah Samudera Pasifik.[8] Kepada Presiden
Truman, Jen. MacArthur berspekulasi bahwa kecil risiko China akan
mengintervensi di Korea;[8] bahwa kesempatan tentara China membantu Korut telah
hilang; bahwa China memiliki 300.000 tentara di Manchuria, dan sekitar
100.000-125.000 tentara di Sungai Yalu; dan menyimpulkan bahwa meskipun
setengah dari seluruh tentara menyebrang ke Selatan, mereka dapat dengan mudah
dihancurkan karena tidak memiliki perlindungan udara.[40][48]
Peta Pertempuran
Chosin Reservoir
Setelah menghadapi dua pertempuran kecil pada 25 Oktober, pertempuran
besar pertama antara China-Amerika terjadi pada 1 November 1950; jauh di
wilayah Korea Utara, ribuan tentara China mengepung dan menyerang unit Komando PBB
dalam Pertempuran Unsan. Di Barat, akhir November, di sepanjang Sungai
Chongchon, tentara China menyerang dan mengalahkan beberapa divisi Korea
Selatan, dan menghabisi tentara PBB yang tersisa.[8] Pasukan PBB dan tentara
ke-8 AS berhasil bergerak mundur[50] karena mendapat dukungan Brigade Turki
yang menahan serangan China selama 4 hari (26-30 November). Di Timur, pada
Pertempuran Chosin Reservoir , dan Regimental Combat Team Divisi Infantri ke-7
(3000 tentara) dan divisi marinir (12.000—15.000 marinir) juga mundur setelah
dikepung, dengan total tewas secara keseluruhan 15.000 orang.
Sumber:wikipedia
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Berkomentar, jika memang kurang jelas